12.30.2012

Pendakian Semeru (Ranu Pani-Ranu Kumbolo)

Sebenarnya pendakian ditahun 2010 ini yang ketiga kalinya saya mendaki Gunung Semeru, dan pendakian yang tidak direncanakan sama sekali. Waktu itu, teman saya yang sedang kuliah di universitas ternama di Bandung menelpon saya, dia bilang pengen naik Semeru. Kenapa saya bilang pendakian ini tidak direncanakan karena persiapan pendakian cuma dua hari setelah teman saya telepon. Idealnya sebuah pendakian harus dpersiapkan minimal dua minggu sebelum keberangkatan. Kita berangkat dari Malang menuju Lumajang, sebenarnya dari Malang bisa langsung ke Ranu pani lewat Tumpang, tapi berhubung ada teman saya yang belum tau jalan kesana akhirnya kami putuskan untuk lewat jalur dari kota Lumajang, Senduro, Candi Pure dan akhirnya tiba di Ranu Pane.
Bagian pertama dari ekspedisi ini adalah rute Ranu Pani - Ranu Kumbolo melewati hutan sejauh 12 Km. perjalanan lumayan melelahkan karena berliku dan tingkat kemiringan yang lumayan membuat kaki lebih ekstra mengeluarkan tenaga untuk melangkah. Ada empat peristirahatan atau pondok di sepanjang rute ini, pondok yang pertama berjarak sekitar empat kilometer dari start Ranu Pane, pondok yang kedua sekitar 2 Km dari pondok pertama, pondok ketiga sekitar 3 Km, dan yang terakhir adalah di dekat Ranu Kumbolonya sendiri. Oh iya, Ranu itu artinya danau, itu bahasa daerah disana.


Ranu Kumbolo adalah tempat perkemahan yang pertama dalam rute pendakian Semeru. Pemandangan yang sangat indah sekali, sebuah danau yang di apit oleh bukit dengan ruang kosong berbentuk V disebelah timur tempat matahari terbit. Ranu Kumbolo terletak pada ketinggian 2400 mdpl, dengan perpaduan danau dan savana dan suara angin serta hewan liar, Ranu Kumbolo memamng lebih indah dibandingkan Ranu Pane.

Papan Selamat Datang Ranu Kumbolo (2400 mdpl)
Tempat Pos Peristirahatan Ranu Kumbolo

View Ranu Kumbolo sore hari

Di Ranu Kumbolo, kami mendirikan tenda untuk bermalam dan mengembalikan tenaga yang lumayan terkuras saat diperjalanan tadi. Menikmati secangkir kopi hangat di sebuah pelataran danau yang luas serta semilir angin, semakin menambah pesona Ranu Kumbolo. Jika anda beruntung, pada malam hari anda akan melihat ribuan bintang yang bertebaran di langit Kumbolo. Rombongan kami terdiri dari Rifki Efendi (Tole) dari Jember, M. Najih Matlubi (Gigon) dari Bandung, Dwi Robi ( Tenyong) Dari Jember, dan saya Sendiri Hendik Waluyo dari Malang *urut dari kiri ke kanan*.

Kedinginan pas hari mulai gelap


Pagi dihari esoknya, untuk melanjutkan perjalanan

Keesokan harinya setelah kami istirahat, kami melanjutkan perjalanan ke rute berikutnya "kalimati". Saat meninggalkan Kumbolo, kami melewati sebuah tanjakan, konon siapa yang melewati tanjakan dan turunan tersebut tanpa menoleh kebelakang maka cintanya bakal abadi. Tajakan tersebut adalah "Tanjakan dan Turunan Cinta". Di tanjakan tersebut kami menemukan nisan batu bertuliskan nama seseorang, nisan tersebut adalah in memori, sebuah kenangan bahwa orang tersebut meninggal di lokasi tersebut.

In Memoriam Andika Listyono Putra

View Ranu Kumbolo dari Tanjakan Cinta
View Turunan Cinta

Tanjakan Cinta

0 komentar: